Memproses...
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الٓر ۚ تِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْكِتَٰبِ ٱلْحَكِيمِ (١)
Alif lām rā, tilka āyātul-kitābil-ḥakīm
Alif Lam Ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur'an) yang penuh hikmah.
أَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا أَنْ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ رَجُلٍۢ مِّنْهُمْ أَنۡ أَنذِرِ ٱلنَّاسَ وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِندَ رَبِّهِمْ ۗ قَالَ ٱلْكَٰفِرُونَ إِنَّ هَٰذَا لَسَٰحِرٌۭ مُّبِينٌ (٢)
Akāna lin-nāsi 'ajaban an awḥaynā ilā rajulim minhum an andzir-innāsa wa basysyirillażīna āmanū anna lahum qadama ṣidqin 'inda rabbihim, qālal-kāfirūna inna hādzā lasāḥirum mubīn
Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka, "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka"? Orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar tukang sihir yang nyata."
إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍۢ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ ۖ مَا مِن شَفِيعٍ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ إِذْنِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ فَٱعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (٣)
Inna rabbakumullāhullażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmin thumma istawā 'alal-'arsy, yudabbirul-amr, mā min shafi'in illā mim ba'di idznih, dzālikumullāhu rabbukum fa'budūh, afalā tadzakkarūn
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًۭا ۖ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقًّا ۚ إِنَّهُۥ يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ لِيَجْزِىَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ بِٱلْقِسْطِ ۚ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَهُمْ شَرَابٌۭ مِّنْ حَمِيمٍۢ وَعَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْفُرُونَ (٤)
Ilayhi marji'ukum jamī'an, wa'dallāhi ḥaqqā, innahū yabda'ul-khalqa thumma yu'īduhū liyajziyallaẕīna āmanū wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti bil-qisṭ, wallaẕīna kafarū lahum sharābum min ḥamīmin wa 'adzābun alīmum bimā kānū yakfurūn
Hanya kepada-Nya kamu semua akan kembali. Itu adalah janji Allah yang benar. Sesungguhnya Dia menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (setelah berbangkit), agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang mendidih dan azab yang pedih karena kekafiran mereka.
هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمْسَ ضِيَآءًۭ وَٱلْقَمَرَ نُورًۭا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا۟ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍۢ يَعْلَمُونَ (٥)
Huwa allaẕī ja'alash-shamsa ḍiyā'an wal-qamara nūran wa qaddarahū manāzila lita'lamū 'adadas-sinīna wal-ḥisāb, mā khalaqallāhu dzālika illā bil-ḥaqq, yufaṣṣilul-āyāti liqawmin ya'lamūn
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
إِنَّ فِى ٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَتَّقُونَ (٦)
Inna fīkhtilāfil-layli wan-nahāri wa mā khalaqallāhu fis-samāwāti wal-arḍi la-āyātil liqawmin yattaqūn
Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.
إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا وَرَضُوا۟ بِٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَٱطْمَأَنُّوا۟ بِهَا وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنْ ءَايَٰتِنَا غَٰفِلُونَ (٧)
Innallaẕīna lā yarjūna liqā'anā wa raḍū bil-ḥayātid-dunyā waṭma'annū bihā wallaẕīna hum 'an āyātinā ghāfilūn
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan (kehidupan) itu, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,
أُو۟لَٰٓئِكَ مَأْوَىٰهُمُ ٱلنَّارُ بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ (٨)
Ulā'ika ma'wāhumun-nāru bimā kānū yaksibūn
mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang mereka kerjakan.
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُم بِإِيمَٰنِهِمْ ۖ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلْأَنْهَٰرُ فِى جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ (٩)
Innallaẕīna āmanū wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti yahdīhim rabbuhum bi-īmānihim, tajrī min tahtihimul-anhāru fī jannātin-na'īm
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Tuhan mereka akan memberi petunjuk kepada mereka karena keimanannya. Di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan.
دَعْوَىٰهُمْ فِيهَا سُبْحَٰنَكَ ٱللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَٰمٌۭ ۚ وَءَاخِرُ دَعْوَىٰهُمْ أَنِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ (١٠)
Da'wāhum fīhā subḥānakallāhumma wa tahiyyatuhum fīhā salāmun, wa ākhiru da'wāhum anil-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn
Doa mereka di dalamnya ialah, "Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami", dan salam penghormatan mereka ialah, "Salam". Dan penutup doa mereka ialah, "Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam".
وَلَوْ يُعَجِّلُ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ ٱلشَّرَّ ٱسْتِعْجَالَهُم بِٱلْخَيْرِ لَقُضِىَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ ۖ فَنَذَرُ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا فِى طُغْيَٰنِهِمْ يَعْمَهُونَ (١١)
Wa law yu'ajjilullāhu lin-nāsish-sharra is-ti'jālahum bil-khayri laquḍiya ilayhim ajaluhum, fa nadzarullaẕīna lā yarjūna liqā'anā fī tuġyānihim ya'mahūn
Dan jika Allah menyegerakan keburukan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Tetapi Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimang dalam kesesatan mereka.
وَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَٰنَ ٱلضُّرُّ دَعَانَا لِجَنۢبِهِۦٓ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَآئِمًۭا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُۥ مَرَّ كَأَن لَّمْ يَدْعُنَآ إِلَىٰ ضُرٍّۢ مَّسَّهُۥ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ (١٢)
Wa idzā massal-insānaḍ-durru da'ānā lijambihi aw qā'idan aw qā'iman, falammā kashafnā 'anhu durrahū marra ka'an lam yad'unā ilā durrim massah, kazālika zuyyina lil-musrifīna mā kānū ya'malūn
Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan.
وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا ٱلْقُرُونَ مِن قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوا۟ وَجَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ وَمَا كَانُوا۟ لِيُؤْمِنُوا۟ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْقَوْمَ ٱلْمُجْرِمِينَ (١٣)
Wa laqad ahlaknāl-qurūna min qablikum lammā ẓalamū wa jā'at-hum rusuluhum bil-bayyināti wa mā kānū liyu'minū, kazālika najzil-qawmal-mujrimīn
Dan sungguh, Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat zalim, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka tidak mau beriman. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berdosa.
ثُمَّ جَعَلْنَٰكُمْ خَلَٰٓئِفَ فِى ٱلْأَرْضِ مِنۢ بَعْدِهِمْ لِنَنظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ (١٤)
Thumma ja'alnākum khalā'ifa fil-arḍi mim ba'dihim linaẓura kayfa ta'malūn
Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di bumi setelah mereka, agar Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat.
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُنَا بَيِّنَٰتٍۢ ۙ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا ٱئْتِ بِقُرْءَانٍ غَيْرِ هَٰذَآ أَوْ بَدِّلْهُ ۚ قُلْ مَا يَكُونُ لِىٓ أَنْ أُبَدِّلَهُۥ مِن تِلْقَآئِ نَفْسِىٓ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّى عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍۢ (١٥)
Wa idzā tutlā 'alayhim āyātunā bayyinātin qālallaẕīna lā yarjūna liqā'anā'ti biqur'ānin ġayri hādzā aw bad-dilhu, qul mā yakūnu lī an ubaddilahū min tilqā'i nafsī, in attabi'u illā mā yūḥā ilayya, innī akhāfu in 'aṣaytu rabbī 'adzāba yawmin 'aẓīm
Dan apabila ayat-ayat Kami yang jelas dibacakan kepada mereka, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata, "Datangkanlah Al-Qur'an yang lain dari ini atau gantilah dia." Katakanlah (Muhammad), "Tidaklah pantas bagiku menggantinya atas kehendakku sendiri. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari Kiamat) jika aku mendurhakai Tuhanku."
قُل لَّوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا تَلَوْتُهُۥ عَلَيْكُمْ وَلَآ أَدْرَىٰكُم بِهِۦ ۖ فَقَدْ لَبِثْتُ فِيكُمْ عُمُرًۭا مِّن قَبْلِهِۦٓ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (١٦)
Qul law shaa'allāhu mā talātuhū 'alaykum wa lā adrākum bihī, faqad labiṯtu fīkum 'umuran min qablih, afalā ta'qilūn
Katakanlah, "Jika Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu. Aku sungguh telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya (sebelum aku menjadi rasul). Apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِـَٔايَٰتِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْمُجْرِمُونَ (١٧)
Fa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi kadziban aw kadzdzaba bi-āyātih, innahū lā yufliḥul-mujrimūn
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang yang berdosa itu tidak akan beruntung.
وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰٓؤُلَآءِ شُفَعَٰٓؤُنَا عِندَ ٱللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّـُٔونَ ٱللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ (١٨)
Wa ya'budūna min dūnillāhi mā lā yaḍurruhum wa lā yanfa'uhum wa yaqūlūna hā'ulā'i shufa'ā'unā 'indallāh, qul atunabbi'ūnallāha bimā lā ya'lamu fis-samāwāti wa lā fil-arḍ, subḥānahū wa ta'ālā 'ammā yushrikūn
Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana kepada mereka dan tidak (pula) manfaat, dan mereka berkata, "Mereka itu adalah pemberi syafaat kami di sisi Allah." Katakanlah, "Apakah kamu hendak memberitahukan kepada Allah sesuatu yang tidak diketahui-Nya di langit dan di bumi?" Mahasuci Dia dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan.
وَمَا كَانَ ٱلنَّاسُ إِلَّآ أُمَّةًۭ وَٰحِدَةًۭ فَٱخْتَلَفُوا۟ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةٌۭ سَبَقَتْ مِن رَّبِّكَ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْ فِيمَا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (١٩)
Wa mā kānan-nāsu illā ummatan wāḥidatan fakhtalafū, wa lawlā kalimatun sabaqat min rabbika laquḍiya baynahum fīmā fīhi yakhtalifūn
Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan.
وَيَقُولُونَ لَوْلَآ أُنزِلَ عَلَيْهِ ءَايَةٌۭ مِّن رَّبِّهِۦ ۖ فَقُلْ إِنَّمَا ٱلْغَيْبُ لِلَّهِ فَٱنتَظِرُوٓا۟ إِنِّى مَعَكُم مِّنَ ٱلْمُنتَظِرِينَ (٢٠)
Wa yaqūlūna lawlā unzila 'alayhi āyatun min rabbih, faqul innamāl-ġaybu lillāhi fantaẓirū innī ma'akum minal-muntaẓirīn
Dan mereka berkata, "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Maka katakanlah, "Sesungguhnya yang gaib itu hanya milik Allah, sebab itu tunggulah, aku pun termasuk orang yang menunggu bersama kamu."
وَإِذَآ أَذَقْنَا ٱلنَّاسَ رَحْمَةًۭ مِّنۢ بَعْدِ ضَرَّآءَ مَسَّتْهُمْ إِذَا لَهُم مَّكْرٌۭ فِىٓ ءَايَاتِنَا ۚ قُلِ ٱللَّهُ أَسْرَعُ مَكْرًا ۚ إِنَّ رُسُلَنَا يَكْتُبُونَ مَا تَمْكُرُونَ (٢١)
Wa idzā adzaqnān-nāsa raḥmatam mim ba'di ḍarrā'a massat-hum idzā lahum makrun fī āyātinā, qulillāhu asra'u makrā, inna rusulanā yaktubūna mā tamkurūn
Dan apabila Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, setelah dia ditimpa bencana, tiba-tiba mereka melakukan tipu daya terhadap ayat-ayat Kami. Katakanlah, "Allah lebih cepat tipu dayanya." Sesungguhnya para utusan Kami (malaikat) mencatat tipu daya yang kamu rencanakan.
هُوَ ٱلَّذِى يُسَيِّرُكُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا كُنتُمْ فِى ٱلْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِم بِرِيحٍۢ طَيِّبَةٍۢ وَفَرِحُوا۟ بِهَا جَآءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌۭ وَجَآءَهُمُ ٱلْمَوْجُ مِن كُلِّ مَكَانٍۢ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ ۙ دَعَوُا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ لَئِنْ أَنجَيْتَنَا مِنْ هَٰذِهِۦ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّٰكِرِينَ (٢٢)
Huwa allaẕī yusayyirukum fil-barr wal-bahr, ḥattā idzā kuntum fil-fulki wa jarayna bihim birīḥin ṭayyibatin wa fariḥū bihā jā'at-hā rīḥun 'āṣifun wa jā'ahumul-mawju min kulli makānin wa ẓannū annahum uḥīṭa bihim, da'awūllāha mukhlishīna lahud-dīna la'in anjaytanā min hādhihi lanakūnanna minash-shākirīn
Dialah yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan dan (berlayar) di lautan. Sehingga ketika kamu berada di kapal, dan meluncurlah kapal itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka pun bergembira karenanya, tiba-tiba datanglah angin badai, dan gelombang dari segenap penjuru menimpa mereka, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata. (Mereka berkata), "Sekiranya Engkau menyelamatkan kami dari (bencana) ini, niscaya kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur."
فَلَمَّآ أَنجَىٰهُمْ إِذَا هُمْ يَبْغُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ ۗ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُم ۖ مَّتَٰعَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ (٢٣)
Falammā anjāhum idzā hum yabghūna fil-arḍi bighayril-ḥaqq, yā ayyuhan-nāsu innamā baġyukum 'alā anfusikum, matā'al-ḥayātid-dunyā, thumma ilaynā marji'ukum fa nunabbi'ukum bimā kuntum ta'malūn
Maka setelah Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia! Sesungguhnya kezalimanmu hanya akan menimpa dirimu sendiri; itu hanyalah kesenangan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
إِنَّمَا مَثَلُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ ٱلنَّاسُ وَٱلْأَنْعَٰمُ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذَتِ ٱلْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَٱزَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَآ أَنَّهُمْ قَٰدِرُونَ عَلَيْهَآ أَتَىٰهَآ أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًۭا فَجَعَلْنَٰهَا حَصِيدًۭا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِٱلْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ (٢٤)
Innamā maṯalul-ḥayātid-dunyā kamā'in anzalnāhu minas-samā'i fakhtalaṭa bihi nabātul-arḍi mimmā ya'kulun-nāsu wal-an'āmu ḥattā idzā akhadzatil-arḍu zukhrufahā wazzayyanat wa ẓanna ahluhū annahum qādirūna 'alayhā atāhā amrunā laylan aw nahāran fa ja'alnāhā haṣīdan ka'an lam taghna bil-ams, kazālika nufaṣṣilul-āyāti liqawmin yatafakkarūn
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengannya tanam-tanaman di bumi yang di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak, hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (mampu memanfaatkannya), tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang berpikir.
وَٱللَّهُ يَدْعُوٓا۟ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَٰمِ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ (٢٥)
Wallahu yad'ū ilā dāris-salāmi wa yahdī man yashā'u ilā ṣirāṭim mustaqīm
Dan Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (Islam).
لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ ٱلْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌۭ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌۭ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ (٢٦)
Lillażīna aḥsanul-ḥusnā wa ziyādah, wa lā yarhaqu wujūhahum qatarun wa lā dzillah, ulā'ika asḥābul-jannah, hum fīhā khālidūn
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.
وَالَّذِينَ كَسَبُوا السَّيِّئَاتِ جَزَاءُ سَيِّئَةٍ بِمِثْلِهَا وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۖ مَا لَهُم مِّنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ ۖ كَأَنَّمَا أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعًا مِّنَ اللَّيْلِ مُظْلِمًا ۚ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٢٧)
Wallazīna kasabus-sayyi'āti jazā'u sayyi'atim bimithlihā wa tarhaquhum zillah, mā lahum minallāhi min 'āsim, ka'annamā ughshiyat wujūhuhum qita'am minal-layli muzlimā, ulā'ika ashābu-nnār, hum fīhā khālidūn
Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan wajah mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا مَكَانَكُمْ أَنتُمْ وَشُرَكَاؤُكُمْ ۚ فَزَيَّلْنَا بَيْنَهُمْ ۖ وَقَالَ شُرَكَاؤُهُم مَّا كُنتُمْ إِيَّانَا تَعْبُدُونَ (٢٨)
Wa yawna nahshuruhum jamī'an thumma naqūlu lillazīna ashrakū makānakum antum wa shurakā'ukum, fazayyalnā baynahum, wa qāla shurakā'uhum mā kuntum iyyānā ta'budūn
Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang mempersekutukan (Allah), "Tetaplah kamu (di tempatmu) bersama sekutu-sekutumu." Lalu Kami pisahkan antara mereka dan sekutu-sekutunya, dan berkatalah sekutu-sekutu mereka, "Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah kami.
فَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ إِن كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغَافِلِينَ (٢٩)
Fakafā billāhi shahīdam baynanā wa baynakum in kunnā 'an 'ibādatikum laghāfilīn
Maka cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dan kamu, bahwa kami tidak tahu-menahu tentang penyembahan(mu) kepada kami."
هُنَالِكَ تَبْلُو كُلُّ نَفْسٍ مَّا أَسْلَفَتْ ۚ وَرُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ ۖ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ (٣٠)
Hunālika tablū kullu nafsin mā aslaft, wa ruddū ilallāhi mawlāhumul-haqq, wa dalla 'anhum mā kānū yaftarūn
Di tempat itu (padang Mahsyar), setiap jiwa akan merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu. Dan mereka dikembalikan kepada Allah, Pelindung mereka yang sebenarnya, dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan.